Prinsip utama terapi untuk alergi susu sapi adalah menghindari segala bentuk produk susu sapi. Namun harus memberikan nutrisi yang seimbang dan sesuai untuk tumbuh kembang bayi dan anak.
Pada ibu menyusui:
* Bayi dengan ASI eksklusif yang alergi susu sapi, ibu dapat melanjutkan pemberian ASI dengan menghindari protein susu sapi dan produk turunannya pada makanan seharihari.
* ASI tetap merupakan pilihan terbaik pada bayi dengan alergi susu sapi. Suplementasi kalsium perlu dipertimbangkan pada ibu menyusui yang membatasi protein susu sapi dan produk turunannya.
Bayi yang mengonsumsi susu formula:
* Pilihan utama susu formula pada bayi dengan alergi susu sapi adalah susu hipoalergenik. Susu yang memenuhi kriteria tersebut ialah susu terhidrolisat ekstensif dan susu formula asam amino. Sedangkan susu terhidrolisat parsial tidak termasuk dalam kelompok ini dan bukan merupakan pilihan untuk terapi alergi susu sapi.
* Formula susu terhidrolisat ekstensif merupakan susu yang dianjurkan pada alergi susu sapi dengan gejala klinis ringan atau sedang.
* Pada alergi susu sapi berat yang tidak membaik dengan susu formula terhidrolisat ekstensif maka perlu diberikan susu formula asam amino.
* Pada bayi dengan alergi susu sapi,pemberian makanan padat perlu menghindari adanya protein susu sapi dalam bubur susu atau biskuit bayi.’
* Apabila susu formula terhidrolisat ekstensif tidak tersedia atau terdapat kendala biaya, maka pada bayi di atas 6 bulan dapat diberikan susu formula kedelai dengan penjelasan kepada orangtua mengenai kemungkinan reaksi silang alergi terhadap protein kedelai.
Obat-obatan. Gejala yang ditimbulkan alergi susu sapi diobati sesuai gejala yang terjadi. Jika didapatkan riwayat reaksi alergi cepat, anafilaksis, asma, atau dengan alergi makanan yang berhubungan dengan reaksi alergi yang berat, epinefrin harus dipersiapkan. Alergi terhadap makanan lain juga meningkat hingga 50% terutama pada jenis: telur,kedelai, kacang, sitrus, ikan dan sereal dan alergi inhalan meningkat 50-80% sebelum pubertas.